Puluhan Ormas, LSM, dan Tokoh Masyarakat di Way Kanan Bentuk Front Rakyat Bersatu Korban Angkutan Batu Bara

Newscyber.id l Way Kanan, 18 Agustus 2024 - Puluhan organisasi masyarakat (Ormas), lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi profesi, dan tokoh masyarakat dari empat kecamatan (Gunung Labuhan, Baradatu, Umpu Semenguk, Blambangan Umpu) yang tergabung dalam Front Rakyat Bersatu Korban Angkutan Batu Bara Menggugat (FRBKBB) telah menyepakati hasil musyawarah akbar yang digelar di Kecamatan Baradatu pada Minggu, 18 Agustus 2024.
Dalam acara yang bertajuk "Tolak Angkutan Batu Bara Melintas di Jalan Umum", FRBKBB menyepakati beberapa program mendesak, di antaranya:
1. Mendukung dan mendorong aparat penegak hukum (APH) untuk menegakkan hukum secara tegas terhadap kasus pengeroyokan aktivis pro-demokrasi (LMPI Way Kanan) dengan menangkap semua pelaku yang terlibat.
2. Mendesak APH untuk mengusut tuntas aktor intelektual di balik penyerangan serta mengungkap eksploitasi anak yang dilibatkan dalam penyerangan pada 8 Agustus 2024.
3. Berkomitmen untuk menolak angkutan batu bara melintas di jalan umum (Lintas Tengah Sumatera) tanpa negosiasi.
Koordinator FRBKBB, Saparudin, menegaskan bahwa agenda perjuangan yang akan segera digelar adalah aksi damai deklarasi front, di mana seluruh elemen lembaga yang tergabung akan turun ke jalan untuk menolak tegas angkutan batu bara yang melintas di jalan umum.
"Telah disepakati bersama bahwa kami menolak batu bara melintas di jalan umum milik negara tanpa pandang bulu dan tanpa negosiasi. Jika APH tidak segera melakukan tindakan tegas, maka rakyatlah yang akan bertindak," tegas Saparudin.
Lembaga yang tergabung dalam FRBKBB ini mencakup berbagai Ormas, LSM, organisasi profesi, serta tokoh masyarakat dan adat, termasuk LMPI, Pemuda Pancasila, Topan RI, GMBI, GPRI, TRI NUSA, LMP, KOSTRAT, ELANG MATA MAS, RUBIK, JAMAN, KOMPI, LSM 354, BARA JP, RAMPAS 08, FARI, KBRBU, PETIR WK, LPKPK, FRWK, IWOI, dan DPD LBH KIS, serta tokoh masyarakat dan adat dari keempat kecamatan.
Sebagai bagian dari perjuangan mereka, Front juga telah membuka posko pengaduan korban angkutan batu bara dan posko perjuangan di Kecamatan Baradatu sebagai pusat konsolidasi.
"Kami akan terus mengawal dan berjuang sampai tuntas, serta membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat yang sejalan dengan program perjuangan kami," ujar Saparudin.
(Risko)