Darurat Kesehatan: Jepang Dilanda Gelombang Kasus STSS Bakteri Pemakan Daging

Newscyber.id l Jepang saat ini menghadapi krisis kesehatan serius dengan meningkatnya kasus Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS), yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus grup A (GAS). Menurut laporan terbaru Kementerian Kesehatan Jepang, negara ini mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan 977 kasus STSS hingga 2 Juni lalu, melampaui angka 941 kasus pada tahun 2023.
Dikutip dari laman tokyoweekwnder STSS adalah kondisi langka namun serius yang memicu timbulnya syok cepat dan kegagalan multi-organ, yang dapat mengancam jiwa jika tidak segera diobati. Penyakit ini dapat berasal dari infeksi seperti faringitis, impetigo, selulitis, serta infeksi invasif seperti necrotizing fasciitis dan bakteremia. Bakteri GAS menghasilkan racun yang memicu peradangan luas di tubuh, menyebabkan gejala STSS.
Gejala awal STSS meliputi demam tinggi, menggigil, nyeri otot, mual, dan muntah. Gejala ini dapat memburuk dengan cepat menjadi tekanan darah rendah, detak jantung cepat, kebingungan, kesulitan bernapas, gagal ginjal, disfungsi hati, dan ruam kulit mirip sengatan matahari.
Orang dengan luka terbuka memiliki risiko lebih tinggi terkena STSS, termasuk pasien pascaoperasi atau luka akibat infeksi virus. Bakteri GAS dapat masuk ke dalam tubuh melalui kerusakan pada kulit, berkembang biak dengan cepat, dan melepaskan racun yang merusak jaringan serta organ. Pada kasus yang parah, STSS dapat mengakibatkan amputasi atau bahkan kematian.
Faktor risiko tambahan termasuk kondisi medis kronis seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung, yang melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko komplikasi STSS seperti kegagalan organ dan syok.
Para ahli dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mencatat bahwa meskipun varicella dapat menyebabkan luka terbuka, belum diketahui secara pasti bagaimana bakteri GAS memasuki tubuh hampir setengah dari orang yang mengalami STSS.
Otoritas kesehatan Jepang terus berupaya keras untuk menanggulangi penyebaran lebih lanjut dari infeksi mematikan ini, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan gejala awal STSS serta pentingnya pencegahan melalui kebersihan dan perawatan luka yang baik.
Sumber: tokyoweekwnder